Jakarta – Istilah korona Di bidang astronomi berkaitan Bersama Matahari. Tetapi, belum lama ini, ilmuwan Membeberkan korona Ke lubang hitam. Seperti apa?
Korona adalah lapisan terluar atmosfer Matahari yang bercahaya sangat terang dan Memperoleh suhu ekstrem. Lapisan ini terdiri Bersama plasma, yakni gas super panas Bersama suhu mencapai jutaan derajat celsius, jauh lebih panas dibandingkan Bersama permukaan Matahari atau fotosfer.
Meski cahaya Matahari sangat terang dan terlihat jelas, tapi tidak Bersama korona. Cahaya yang sangat terang Bersama korona hanya dapat diamati Bersama jelas Di gerhana Matahari total. Ke Situasi normal, cahaya Bersama fotosfer Matahari mengaburkan pancaran korona Agar sulit terlihat.
Korona Lubang Hitam, Lebih Panas Bersama Korona Matahari
Studi bertajuk A Comparison of the X-Ray Polarimetric Properties of Stellar and Supermassive Black Holes, yang terbit Ke The Astrophysical Journal, Vol. 974, No. 1 Dari M. Lynne Saade dan kawan-kawan, berhasil menemukan bentuk Bersama korona lubang hitam Sebagai pertama kalinya.
Berbeda Bersama korona Matahari yang dapat diamati langsung Pada gerhana matahari total, korona lubang hitam hanya dapat dideteksi Lewat sinar X dan sinar gamma. Sinar ini terbentuk Bersama Komitmen korona Bersama cakram akresi Ke sekitarnya.
Cakram akresi ini mengacu Ke struktur berbentuk cakram yang terdiri Bersama gas, debu, dan material panas lainnya yang berputar secara terus-menerus. Struktur ini Memperoleh Pada terdalam yang Lalu menjadi tempat Bersama korona lubang hitam.
Korona lubang hitam ini Memperoleh suhu yang jauh lebih panas Bersama korona Ke Matahari, Bersama suhu mencapai miliaran derajat celsius. Korona lubang hitam ini juga memancarkan sinar-X yang sangat kuat Agar sulit Sebagai diamati, sebagaimana dilansir Science Alert.
Bagaimana Cara Memperhatikan Korona Lubang Hitam?
Di studi ini, para peneliti menggunakan teleskop Imaging X-ray Polarimetry Explorer (IPXE) Sebagai Memperhatikan lubang hitam, mulai Bersama cygnus X-1 dan X-3 Ke galaksi, serta LMG X-1 dan X-3 Ke Awan Magellan Besar.
Bersama Pemberian teleskop ini, mereka Membuat model berbagai jenis inti galaksi aktif (AGN), termasuk korona lubang hitam. Menariknya, hasil studi Membeberkan bahwa korona lubang hitam ternyata berbentuk cakram tipis, bukan seperti donat sebagaimana asumsi Sebelumnya.
Sebelumnya, korona lubang hitam kerap kali Dikatakan berbentuk donat atau torus. Asumsi ini didasari Dari Pada Bersama struktur korona, seperti gas dan debu yang mengelilingi lubang hitam hingga membentuk donat.
“Gas dan debu ini mengaburkan pandangan kita Di Area cakram akresi, Sambil Sebagai lubang hitam lainnya, kita dapat melihat cakramnya secara langsung,” ujar peneliti utama studi, Lynne Saade kepada Science Alert, dikutip Senin (2/12/2024).
“Ini dikenal sebagai lubang hitam yang tertutup dan tidak tertutup. Lubang hitam yang tertutup mirip Bersama Matahari yang Merasakan gerhana, Lantaran cahaya cakram akresi terhalang Bersama pandangan,” tambahnya.
Studi ini diharapkan dapat membantu astronom Sebagai menyempurnakan model Bersama korona lubang hitam secara lebih mendalam.
Artikel ini disadur –> Detiknews.id Indonesia: Ilmuwan Ungkap Bentuk Korona Lubang Hitam Sebagai Pertama Kalinya, Seperti Apa?