bikersonweb.com -Universitas Indonesia (7/3) memutuskan adanya perbaikan terhadap disertasi Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar. Keputusan diambil secara kolektif oleh empat organ di UI.
Keputusan Rektor UI juga melakukan pembinaan terhadap promotor, kopromotor, direktur dan ketua program studi.
Bahlil menanggapi keputusan itu dengan jiwa besar. Dia mengaku menghormati keputusan apa pun yang dikeluarkan almamaternya. “Sebagai mahasiswa, apapun yang diputuskan oleh UI akan saya patuhi,” ucapnya.
Semoga keputusan yang didasarkan pada kearifan akademik, dapat mengahiri polemik berkepanjangan dan menghadirkan langkah konstruktif, bukan destruktif. Tak kalah penting menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait.
Hal tersebut, sejalan dengan filosofi “pendidikan adalah koma, bukan titik”. Karena esensi belajar adalah proses sepanjang hayat, untuk menghadirkan pencerahan dan perbaikan berkelanjutan, karena tidak ada manusia sempurna.
Sanksi akademik diharapkan menjadi momentum berharga untuk meraih kesadaran baru dan langkah kedepan lebih baik.
Tidak ada perjalanan menuju pencerahan yang mulus, tantangan dan masalah adalah bagian penting dari proses tumbuh dan berkembang.
Pendidikan itu koma, bukan titik, selaras dengan filsafat pendidikan yang menekankan perkembangan manusia sebagai proses berkelanjutan, bukan sebagai tujuan akhir atau sesuatu yang statis tanpa perkembangan.
John Dewey seorang filsuf pendidikan terkemuka, menekankan pendidikan adalah untuk mengembangkan individu secara penuh sepanjang hayat. Memperkaya pengalaman hidup, dan berpandangan manusia tidak pernah berhenti berkembang—selalu ada potensi untuk pertumbuhan dan perubahan.
Dalam pandangan Dewey, pendidikan adalah proses dinamis, yang berfokus pada keterlibatan aktif pembelajar dalam pengalaman nyata, yang mengarah pada refleksi dan pemecahan masalah.
Manusia akan selalu berkembang dinamis, dan pendidikan adalah media untuk merangsang perubahan dan perkembangan tersebut.